iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Senin, 04 Maret 2013

PENTINGNYA THUMA'NINAH


PENTINGNYA THUMA'NINAH

"pencuri yang paling ulung adalah yang mencuri di dalam sholatnya"

 
sebagaimana disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda,
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا.
Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad no 11532, dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986)

"Seburuk-buruknya pencuri adl orang yg mencuri shalatnya. Berkata Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu Bagaimana dia mencuri shalatnya?" Beliau bersabda Dia tidak menyempurnakan ruku'nya dan sujudnya" HR. Ath- Thabrani dan lain-lain dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam Shahih At- Targhib Wattarhib.

Dan beliau juga bersabda "Sesungguhnya seseorang benar-benar shalat selama enam puluh tahun akan tetapi tidak diterima shalatnya. Bisa jadi dia menyempurnakan ruku'nya tetapi tidak menyempurnakan sujudnya dan bisa jadi dia menyempurnakan sujudnya tetapi tidak menyempurnakan ruku'nya HR. Abul Qasim Al Asbahani dan dihasankankan oleh Asy Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam Shahih At-Targhib Wattarhib.

Tuma’ninah ketika mengerjakan shalat adalah bagian dari rukun shalat, shalat tidak sah kalau tidak tuma’ninah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada orang yang shalatnya salah,
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا
Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tumakninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tumakninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tumakninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu”  (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah)

Apa yg beliau sabdakan diatas seperti itu pulalah kondisi ummatnya saat ini.

Catatan : 
Kadar thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud menurut ulama Syafi’iyah adalah sudah mendapat sekali bacaan tasbih. Lihat Al Fiqhu Al Manhaji karya Syaikh Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, dkk, hal. 134.
Kalau di bawah kadar itu, berarti tidak ada thuma’ninah. Kalau tidak ada thuma’ninah berarti hilanglah rukun shalat dan membuat shalat tidak sah.





MAKSIAT/PERBUATAN DOSA


MAKSIAT/PERBUATAN DOSA

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia bergantung kepada makhluk lainnya. Dan didalam kehidupan sosialnya/pergaulannya, manusia dapat melakukan perbuatan maksiat/dosa dengan makhluk lainnya baik itu dilakukan dengan sengaja maupun tidak dengan sengaja.

MAKSIAT YANG DI SENGAJA
 Perbuatan maksiat/dosa, dpt merusak diri sendiri, keluarga maupun lingkungan. Dan diantara bentuk maksiat yang di sengaja adalah perbuatan DZOLIM.
·         DZOLIM : menganiaya diri sendiri
seperti kisah nabi Adam dimana 1 kali ia berbuat dosa/maksiat (memakan buah terlarang), maka dirinya dan keturunannya terusir dari surganya Allah SWT, terpisahkan dirinya dari Siti Hawa dan di telanjangkan (dibuat malu) oleh Allah SWT
 40 tahun lamanya nabi Adam bertaubat, dan Allah ampuni dosanya maka dipertemukan kembali ia kepada istrinya Siti Hawa di bukit yang bernama JABL RAHMAH di kota makkah.
taubatnya nabi Adam dengan mengucapkan :
Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin“Artinya : Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.

sebagaimana pula kisah nabi Yunus, yang marah kepada kaumnya dan pergi meninggalkan kaumnya padahal Allah belum mengizinkan nabi Yunus untuk meninggalkan kaumnya. maka Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki kapal.
 Maka Allah uji Nabi Yunus dengan mengirimkan ikan besar kepadanya dan mengilhamkan kepadanya untuk menelan Yunus. maka di kegelapan perut ikan  itu Yunus berdoa, “Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin“ (al anbiya;87)“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.
  Yunus berada dalam tiga kegelapan; kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)

maksiat nabi Adam hanya 1 kali berbuat dosa, dihinakan Allah, dibuang dari kenikmatan surga untuk dirinya dan keturunannya dan marahnya Nabi Yunus karena kaumnya ingkar kepada Tuhan dan ia marah kepada kaumnya karena sebab tersebut, Allah hukum Nabi Yunus dengan ditelan ikan dan mengalami 3 kegelapan didalamnya.
 Maka bagaimanakah kita, yang berkali2 berbuat maksiat. masih pantaskah kita meminta surga, masih pantaskah kita berdiam di buminya Allah.
 Beruntunglah kita umat Nabi Muhammad yang Allah tunda adzabNya kepada kita, karena taubat kita masih ditunggu hingga nafas di tenggorokan.
 Jikalah nabi Adam dan nabi Yunus dengan doanya Allah ampuni.. Bagaimanakah doa kita agar mendapat ampunan Allah Robbul Jalil.
 Maka obatnya adalah TAUBATAN NASUHA, tobat dengan sebenar2nya dan dengan kesadaran bahwa kita ini ahli maksiat, bahwa kita ini tempatnya salah dan dosa, hanya Allah yang Mukholafatuhu lilhawadist.

  "Ya Allah ampunilah hamba yang dhoif dan bodoh ini, sekiranya tulisan ini terdapat kesalahan dan membawa mudharat"

Jumat, 01 Maret 2013

IT-TIHAD

IT-TIHAD


Pengertian Ittihad secara bahasa adalah pertemuan, persatuan, perkumpulan.
Dalam tasawuf, ittihad adalah kondisi dimana seseorang  merasa dirinya menyatu dengan Tuhan (Wahdatul Wujud)
tokoh dari paham wahdatul wujud adalah Abu Yazid al-Bustamil, al-Hallaj, syech Siti Jenar


secara akidah, orang yang mempelajari ittihad adalah orang yang mempelajari hikmah dibalik kebenaran.
Dimana orang yang benar adalah "orang yang mengkaji hakikat kebaikan" sedangkan 
orang yang dusta adalah "orang yang mengkaji hakikat kebenaran"

Ittihad terbagi dalam 4 tingkatan :

  1. Ma'rifat, yaitu mengenal Allah
  2. Mukasyafah yaitu terbukanya tirai/hijab
  3. Mahabbah yaitu kecintaannya hanya kepada Allah
  4. Musyahada yaitu menyaksikan keberadaan Allah
Seseorang akan masuk kedalam salah satu tingkatan diatas tergantung dari perjalanan/pengalaman rohani didalam kehidupannya. baik itu dari segi emosional, religi maupun intelektualnya.
Artinya dengan keilmuannya mungkin ia dapat mengenal Allah. sebagai contoh : seorang ahli astronomi yang mempelajari ilmu perbintangan sehingga takjubnya ia kepada benda langit dan ia menyadari bahwa semua itu pasti ada yang menciptakan maka sesungguhnya ia telah mengenal dan menyaksikan keberadaan Tuhan.
paham ini menganut paham penyaksian akan keberadaan Tuhan (WAHDANIAH) bukan untuk menjadi menyatu dengan Tuhan (WAHDATUL)
Bagi kita yang awam tidak pantas rasanya kita ketingkat wahdatul wujud.

Untuk itu mari kita fahami satu per satu dari tingkatan ittihad

Tingkat MA'RIFAT

adalah tingkatan mengenal Allah.
dalilnya ""Man Arofa Nafsahu Faqod arofa robbahu",yang artinya "Siapa yang mengenal dirinya,Maka akan mengenal Tuhan-nya"

untuk mengenal diri kita maka pahamilah dari mana kita berasal, yaitu dari kedua orang tua, yang karena menyatunya ibu bapak kita (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,(Q.S. al-Hajj [22]: 5)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak (memiliki anak). (Q.S. ar-Rum [30]: 20)

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. al-Hijr [15]: 28-29):

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)

Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minuun [23]: 13-14)


ciri orang ma'rifat
  1. mengerti bahwa dirinya adalah Ciptaan (makhluk) Allah (kholik), maka ia mengerti bahwa ia tunduk dan taat akan segala perintah Allah (syareat/perintah agama), sebagai makhluk ia mengerti bahwa dirinya diciptakan hanya untuk beribadah (menyembah) kepada Allah.
  2. syarat diterimanya penyembahan (ibadah) kepada Allah diantaranya adalah menyantuni anak yatim. dalilnya : Aroaital ladzi yukadzibu biddin. Fadzaa likalladzi ya du'ul yatim. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim
  3. dan syarat lainnya sebagaimana tersebut didalam hukum syareat yaitu puasa, zakat dll
  4. Maka orang Ma'rifat menyebut dirinya hamba Allah (Abduh/mengabdi) dan tidak akan menyebut dirinya "anna robbuka" (akulah tuhan) sebagaimana paham wahdatul wujud.
  5. Kehancuran orang ma'rifat adalah ketika ia tidak menerima takdir. dimana kehendak dirinya/iradahnya tidak bertemu dengan irodah Allah dan ia tidak menerimanya maka disitulah kehancuran dari orang ma'rifat.

Ma'rifat dapat dipelajari melalui
  1. kehidupan, artinya pelajarilah oleh mu bagaimana manusia, hewan, tumbuhan dalam hidup dan kehidupannya disana kamu akan mendapati KEADILAN ALLAH
  2. pelajaran lewat KEJADIAN, dimana didalam segala hal kejadian di muka bumi ini disana terdapat tanda-tanda KEKUASAAN ALLAH.
  3. pelajaran lewat KEMATIAN, disana kita akan mendapati pelajaran tentang KESEMPURNAAN ALLAH sebagaimana dalilnya “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal ‘Wajah’ Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (QS. ar-Rahman [55] : 26-27)
Tingkat MUKASSAFAH

artinya tersingkap/terbukanya tabir/hijab dari mengenal Allah.
secara akidah terbukanya hijab adalah seseorang dapat melihat mana yang hak dan mana yang bathil

hijab dari mengenal Allah dapat terbuka (khasaf) melalui tingkatan
  1. Ilmu pengetahuan, sebagaimana seorang dokter dapat mengetahui kandungan pasiennya yaitu dengan melalui perantaraan ilmu pengetahun menggunakan alat USG maka disana seorang dokter dapat melihat dan merasakan akan adanya Allah melalui makhluk ciptaannya.
  2. Berdasarkan Laduni, yaitu ilmu yang berasal dari pemberian Allah yang tanpa perlu dipelajari, sebagaimana bayi yang menangis maka secara otomatis Allah tuntun dengan mencari ASI dari sang ibu, sebagaimana lagi dengan kejadian ISRA MIRAJ sedangkan di jaman ini untuk terbang saja memerlukan teknologi yang canggih dan rumit sedangkan baginda Rasulillah telah dapat pergi ke tempat tertinggi di dunia ini tanpa perlu mempelajari ilmu dan teknologi.

GELU - BANTALAN TANAH PENGGANJAL MAYIT

"BANTALAN TANAH PENGGANJAL MAYIT"

Tanah yang dibulat-bulat berdiameter lebih kurang 10 cm yang diperuntukan bagi sandaran mayat saat diletakan pada liang lahat dalam istilah bahasa Jawa disebut "gelu", dalam bahasa Sunda disebut "gegelu". Bulatan tanah ini meskipun dalam aturan fikih tidak termasuk hal yang prinsip, akan tetapi dalam praktiknya di masyarakat menjadi sesuatu keniscayaan. Sebagaimana di antaranya dipaparkan dalam kitab Fathul Qarib. 

Gelu menjadi hal penting karena gelu mengiringi si mayit didalam kubur. Ketika mayit telah di sucikan (dimandikan, di sholati) maka apa - apa yang mengiringi si mayit seharusnya suci dari segala hadast / najis, dimana di antara kesucian itu adalah :

  1. menggunakan kain kafan yang berwarna putih dan suci dari najis
  2. bagi mayat perempuan sebaiknya yang memasukan kedalam kubur adalah muhrimnya
  3. orang yang turut menurunkan jenazah wanita kedalam kubur hendaknya orang yang malamnya tidak menggauli istirnya meskipun sudah bersih dari hadas
Hal-hal  yang perlu menjadi perhatian dalam membuat "gelu" / "bola tanah pengganjal mayat", sebaiknya gelu:
  1. dibuat sebanyak 7 buah
  2. dibuat oleh anak/famili
  3. dibuat dalam keadaan suci (wudhu)
  4. dibuat dengan membaca QS Al Qdar sebanyak 7 x setiap bola nya dengan menahan nafas
  5. sholat sunah terlebih dahulu (sholat hadiah lebih utama)
Gelu sebaiknya tidak dibuat dengan sembarangan/asal buat dan tidak pula dibuat oleh orang yang tidak mengerti ilmunya. Di khawatirkan orang yang membuat tidak sedang suci shg gelu terkena najis dari orang yang membuatnya maka najis itu akan mengiringi si mayit didalam kuburnya.

Apabila Ibu Ayah kita meninggal, turunlah dalam liang kubur dan sambutlah mayat beliau, buka papan penutup keranda (tempat usungan mayat), angkat mayat Ibu Ayah kita.
Biarkan kita yang memutarkan mayat Ibu Ayah kita menghadap ke kiblat. Kita yang melakukan!!! Bukan hanya menyaksikan saja orang lain yang melakukan.
.
Allahu Robbi... " Ibu.. Terakhir kali ini aku melihat Ibu". Biarkan kita yang merelai ikatan di kepala dan di tubuh beliau.. Pegang perlahan-lahan badan Ibu kita, arahkan beliau dengan baik-baik, ambil gumpalan tanah dan letakanlah di belakang tengkok Ibu kita.
"Ibu, terakhir kali inilah aku melihat engkau". Terlintas dalam hati kita sambil memegang Ibu kita... Ingat sejak kita bayi, tangan Ibu kita ini yang mensuapi makanan ke mulut kita.
Ingat hari pertama kita bisa berjalan, muntah, berak, beliau lah orang yang tidak pernah sedikit pun untuk menolak. Sebagaimana pun jahatnya anak terhadap beliau, kita tetap anak beliau dan selalu terima sebagai anak beliau.
Naiklah ke atas dan duduklah di tepi makam beliau serta dengarkanlah "Talqin" yang di sampaikan teruntuk Ibu kita. Hari terakhir ini lihatlah, tidak ada benda apapun yang bisa kita berikan untuk bekal beliau kecuali hanya Doa:
.
"Ya Allah.. Aku angkat tanganku Ya Allah.. Aku ridho Kau ambil Ibu ku Ya Allah..

Dia yang melahirkan aku.. Ya Allah hari ini aku tinggal dia Ya Allah, aku serahkan dia atas urusan Mu belaka Ya Allah. Aku tadahkan tanganku Ya Allah.. Aku memohon dengan sangat-sangat Kau ampunkan dosa-dosa Ibu ku, tolong Ya Allah.. Kasihani Ibu ku Ya Allah.. Aku adalah hasil didikan dari dia. Ya Allah sayangi dia Ya Allah. Aamiin..

wassalam


Di sari dari 

- pengajian Akidah bimbingan ust Drs H. Nata Mulyana 9 Maret 2009
- buku : Panduan Lengkap Perawatan Jenazah
- http://books.google.co.id/books?id=jFP3wEzyqu0C&pg=PA145&lpg=PA145&dq=TANAH+PENGGANJAL+MAYAT&source=bl&ots=5y6SumKEYK&sig=pTfnFE8FKrDwR1c-hnZxalrE3zk&hl=id&sa=X&ei=V4UvUYznCYWGrAep3YHoCA&ved=0CEYQ6AEwAw#v=onepage&q=TANAH%20PENGGANJAL%20MAYAT&f=false
- http://urangcibanten.blogspot.com/2011/05/makna-bulatan-tanah-sebagai-sandaran.html

semoga bermanfaat bagi hamba yang doif ini.