iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Sabtu, 13 April 2024

FIDYAH

 

Sudah tahu bagaimana tata cara pembayaran fidyah puasa Ramadhan untuk mereka yang tidak mampu menjalankannya? Simak penjelasannya.

Puasa merupakan salah satu ibadah wajib bagi seorang muslim di bulan Ramadhan. Namun, ada pengecualian bagi beberapa orang yang tidak mampu menjalankannya akibat kondisi tertentu seperti usia dan sakit.

Dalam kondisi tersebut, seseorang boleh tidak berpuasa tetapi ia wajib membayar utang puasanya. Ada dua cara untuk melakukannya.

Pertama dengan berpuasa di luar bulan Ramadhan sesuai dengan jumlah hari yang ia tinggalkan atau dengan membayar fidyah.

Membayar fidyah bisa dipilih oleh seseorang yang benar-benar tidak dapat menjalankan puasa akibat risiko kesehatan yang mungkin muncul. Berikut penjelasan selengkapnya.

Apa itu fidyah?

Menurut penjelasan dalam buku Kitab Fikih Sehari-hari: 365 Pertanyaan Seputar Fikih untuk Semua Permasalahan dalam Keseharian oleh A.R. Shohibul Ulum, dalam bahasa Arab kata fidyah adalah bentuk masdar dari kata fadaa yang artinya mengganti atau menebus.

Sementara secara terminologi, fidyah berarti mengganti suatu ibadah yang ditinggalkan dengan memberikan sejumlah harta benda dalam kadar tertentu kepada fakir miskin.

Dalam hal ini, jika seseorang tidak dapat menjalankan puasa Ramadhan, ia dapat menggantinya dengan membayarkan sejumlah uang.

Dalil dari fidyah adalah surat Al-Baqarah ayat 184 berikut ini:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝١٨٤

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui," (QS Al-Baqarah:184).

Tata cara pembayaran fidyah puasa Ramadhan

Dilansir dari keterangan dalam laman resmi BAZNAS, fidyah dapat dibayarkan dalam bentuk makanan pokok maupun uang. Apabila dalam bentuk makanan pokok, patokannya adalah 2 mud atau setara 1/2 sha' gandum atau 1,5 kg.

Sementara dalam bentuk uang nominalnya adalah Rp60 ribu per hari per jiwa berdasarkan SK Ketua BAZNAS No. 07 Tahun 2023 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. 

Tata cara pembayaran fidyah puasa Ramadhan adalah sebagai berikut.

1. Hitung utang puasa

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengakumulasi jumlah utang puasa yang harus dilunasi. Lalu, kalikan dengan besaran fidyah per hari untuk mendapatkan nominal total yang perlu disiapkan.

Setelah itu, niatkan dalam hati kesungguhanmu untuk membayar fidyah adalah murni karena Allah Swt bukan karena hal lain.

Dengan begitu fidyah yang kamu bayarkan bisa benar-benar menggugurkan kewajiban puasa yang ditinggalkan sebelumnya.

2. Kunjungi kantor BAZNAS atau pengelola zakat

Langkah selanjutnya adalah mengunjungi kantor BAZNAZ maupun pengelola zakat di masjid-masjid. Sampaikan kepada mereka niat dan tujuanmu membayar fidyah.

Kamu juga bisa menghitung ulang jumlah utang puasa serta besaran fidyah dengan petugas yang ada.

3. Membaca doa

Setelah fidyah dibayarkan, panitia akan memberikan bukti tanda pelunasan lengkap dengan tanda tangan.

Ketika menerimanya, kamu bisa membaca doa agar fidyah yang telah dibayarkan dapat diterima oleh Allah Swt dan menjadi berkah untuk yang mendapatkannya.

Itu dia ulasan lengkap mengenai tata cara pembayaran fidyah puasa Ramadhan. Semoga bermanfaat.

Mengapa Takut Mati

Mengapa Takut Mati?!

Konten Islam



Maulana Syekh Ali Jum'ah hafizhahullah menyebutkan bahwa ketakutan pada mati itu disebabkan perkiraan yang tidak benar tentang kematian;

1. Mempercayai bahwa kematian adalah kematian (berakhir) padahal yang benar bahwa kematian itu adalah kehidupan. 


2. Mempercayai bahwa amal perbuatan lah yang menyelamatkan seorang hamba, padahal yang benar rahmat Allah lah yang menyelamatkan. 


3. Mempercayai bahwa kubur adalah suatu hal yang buruk dan kita mesti akan berada di dalam hal buruk itu, padahal di dalam kubur itu ada berbagai kenikmatan dan perkiraan kita yang lebih kuat bahwa kita akan mendapatkan berbagai kenikmatan dalam kubur kita karena rahmat Allah SWT itu lebih dominan daripada kemurkaan-Nya.


4. Mempercayai bahwa para hamba tentu akan menemui berbagai huru hara hari kiamat, padahal yang benar bahwa kebanyakan orang beriman akan berada di bawah naungan 'Arsy di hari kiamat & banyak dari mereka berada di atas mimbar-mimbar cahaya di padang Mahsyar.

5. Kebanyakan hamba mempercayai bahwa Allah SWT Tidak Menerima amal mereka, padahal yang benar rahmat Allah SWT Luas & Meliputi semuanya.


6. Sebagian makhluk mempercayai bahwa Allah SWT Tidak Menerima taubat mereka, padahal yang benar bahwa Allah SWT Menerima taubat para hamba-Nya. 


7. Kebanyakan kaum muslimin berkeyakinan bahwa Allah SWT mestilah melaksanakan ancaman2-Nya pada para hamba yang bermaksiat, padahal yang benar Allah SWT Tidak berkewajiban untuk menghukum orang yang berhak dihukum, Dia SWT berhak untuk Memaafkan meskipun hamba itu tidak bertaubat & mati dalam keadaan berdosa. 


Dan Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani al-Husaini hafizhahullah menyampaikan bahwa "nanti di kubur, malaikat menanyai: "Siapa orang ini?" sambil mengarahkan pada Nabi Muhammad SAW... wah apa sich yang mesti ditakutkan ketika awal masuk kubur ternyata ada Nabi Muhammad SAW di sana".


Jadi aku membayangkan ketika kita pergi ke suatu tempat yang asing, lalu ternyata di sana ada seseorang yang begitu sayang & perhatian pada kita ada di tempat itu dan orang itu sangat mulia & dihormati, rasanya tentu tempat itu jadi indah & nyaman, tidak mesti ada yang dikhawatirkan.. seperti misalnya kita datang ke suatu acara yang kita juga bingung dengan situasi di acara itu, terus ada penjaga yang menanyai: "Kamu kenal orang ini gak?" Sambil menunjuk pada seseorang yang paling penting dalam acara itu & ternyata itu teman baik kita... tentu kita akan nyaman & bahagia di tempat itu, bagaikan kejutan terindah...


Dan Nabi Muhammad SAW itu adalah orang yang paling dekat & paling baik pada kita.. yang sangat menyayangi kita lebih dari kasih sayang orang tua kita...

صلوا على الحبيب وسلموا

(Hilma Rosyida Ahmad)

KABAR GEMBIRA