BAB BERDOA
Berdoa
dapat menolak bala/musibah
Agar
terkabulnya doa, berikut ini diantara syarat-syarat bila ingin doanya terkabul
dimana hal berikut ini dapat menolak bala (ujian/cobaan).
1. SEDEKAH
2. ILMU
3. ORANG KHOS dan ORANG AWAM
1. SEDEKAH
Ashodaqotu tadfa’ul bala’, sedekah dapat menolak bala’.
Rosululloh SAW bersabda “ Bersegeralah mengeluarkan sedekah, sesungguhnya bala
bencana itu tidak dapat melampaui sedekah “ Maksud hadits ini adalah bahwa
bencana yang seharusnya akan menimpa kita, bisa terhalang disebabkan sedekah
yang telah kita keluarkan. Dengan kata lain orang yang ahli sedekah akan
mendapatkan pengamanan khusus dari segala ancaman, baik di dunia maupun di
akhirat. Di dunia selalu terjaga keselamatannya dan di akhirat aman dari
siksa neraka. Dan tidak ada yang bisa mengamankannya kecuali kehendak Allah
atas perilaku hamba – hambanya yang suka
bersedekah. “ Jagalah kalian
dari neraka, sekalipun hanya sedekah dengan separuh kurma “ ( HR bukhori ) .
Hanya dengan sedekah pintu kemudahan senantiasa terbuka lebar dan pintu
kemalangan senantiasa tertutup rapat.
Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para
sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw
menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya
lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi
menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka
bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh
berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?”
Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari hadist diatas maka sedekah itu dapat lewat ucapannya,
perbuatannya dan dapat dengan hatinya.
i) Sedekah dengan ucapan
Menyuruh berbuat ma’ruf (QS Al Asr : 3) 3. kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Maksiat sedekah ucapan
(1) mencari-cari dalil pembenaran
"Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mendahului (atau berlawanan dengan ketetapan) Allah dan
Rasul-Nya(, dalam menetapkan suatu hukum tertentu), dan bertaqwalah kepada
Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui." –
(QS.49:1)
(2) Mengeraskan/meninggikan suara
"Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan
janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya (suara)
sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala)
amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari." – (QS.49:2)
(3) ghibah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa
itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia
berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk
didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai
kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan
berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah
memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589).
(4) fitnah
Menurut kamus bahasa Indonesia ,
fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan
dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan
kehormatan orang. Sedangkan memfitnah adalah menjelekkan nama orang (menodai
nama baik, merugikan kehormatan, dan sebagainya).
Tingkat maksiat ucapan
1. maksiatnya orang awam
·
akan menghilangkan kenikmatan
contoh : “gara gara kamu, hilang selera makanku”
2. maksiat orang khos
·
senantiasa membuat hidupnya
menjadi tidak tenang (gelisah)
contoh : ketika baru gajian, lalu gajinya digunakan untuk
membayar sana sini sehingga ia
merasa bahwa gajinya tidak akan cukup untuk sampai akhir bulan. Maka inilah
orang yang khos secara dunia.
·
Sedangkan orang yang khos secara
akhirat, ia senantiasa gelisah akan amal ibadahnya takut tidak sempurna dan
tidak diterima amalnya.
·
Kunci dari kegelihasan bagi orang
khos adalah LILLAHI TA’ALA
3. Maksiat orang khosil khos
·
Musyrik, bahwa segala ucapannya
dapat jatuh kepada kemusyrikan.
Contoh : “belum makan nih”, padahal ia mengerti bahwa lapar
dan kenyang adalah milik Allah SWT. Ia sadar bahwa yang mengenyangkan maupun
yang membuat lapar bukan sebab makan tetapi Allah SWT.
ii) Sedekah dengan perbuatan
Yaitu dengan kerja nyata, berbuat baik.
“Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi
dirinya”
Maksiat sedekah perbuatan
1. Berbuat curang/korupsi
·
1. kecelakaan besarlah bagi
orang-orang yang curang, 2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran
dari orang lain mereka minta dipenuhi, 3. dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (al-Muthaffifiin: 1-3)
2. berbuat kejam/buas (Sifat Sabu'iyah)
·
(sifat kebinatang buasan). Contoh
dari kedua sifat ini adalah marah, dengki, mencelakai orang lain, mencaci maki,
membunuh dan menghambur-hamburkan kekayaan.
3. Membunuh
·
Baik itu membunuh secara fisik
maupun membunuh secara karakter
iii) Sedekah dengan hati
(1) Senantiasa dihatinya masih ada rasa iba, welas asih, dan peka
(2) “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.”
(3) “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia
mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia
masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
(HR. Muslim)
Maksiat sedekah hati
1. Khibir (sombong)
2. Hasad (dengki)
3. Riya (pamer)
4. Ujub (bangga diri)
Tingkatan maksiat sedekah perbuatan dan sedekah hati
1. Tingkatan orang awam
·
Datangnya teguran dari Allah
berupa penyakit. Dimana bagi orang awam hal ini dimaknai bahwa :
(a) Allah SWT sedang menggugurkan dosa-dosa
(b) Allah SWT sayang kepadanya
(c) Allah SWT sedang mengabulkan doa-doanya
·
Kunci tingkat ini adalah dengan
SABAR
2. Tingkatan orang khos
·
Datangnya berupa musibah dari
Allah SWT
Apabila datang musibah maka tingkatan orang khos tidak perlu
diingatkan tentang dalil/ayat-ayat, ia senantiasa mengoreksi diri bermuhasabah.
3. Tingkatan orang khosil khos
·
Adalah tingkatan para nabi dan rasul
Yang bila mana di uji, imannya senantiasa bertambah dan
bertambah maka doanya menjadikan perubahan.
Doa nabi ketika perang badar ketika pasukan muslim terdesak
orang kaum kafir:"Ya Allah, penuhilah untukku apa yang Kau janjikan
kepadaku. Ya Allah, berikan apa yang telah Kau janjikan kepadaku. Ya Allah,
jika Engkau biarkan pasukan Islam ini binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu
di muka bumi ini." (HR. Muslim dan Ahmad)
2. ILMU
Berdoa
menolak bala yaitu dengan ILMU
Bagaimanakah
berdoa menolak bala dengan ILMU ?
Bahwasanya
dalam hal ini ILMU yang dapat menolak bala itu terbagi menjadi 3
i)
ILMU yang terkait dengan FARDHU
‘AIN
ii) ILMU yang terkait dengan FARDHU KIFAYAH
iii) ILMU yang HARAM untuk dipelajari
ILMU
yang terkait dengan FARDHU ‘AIN
Yaitu
ILMU yang wajib dipelajari secara individu yang mana hal ini tidak dapat
digantikan oleh orang lain.
Maka
ILMU yang terkait dengan FARDHU ‘AIN terbagi atas 3 hal :
a) ILMU tentang IBADAH, yaitu ilmu yang terkait dengan hubungan kepada
Allah SWT (hablum minallah).
Yaitu ilmu tentang sholat, puasa, zakat dimana orang yang
tidak mengerti akan hal ini akan mendatangkan musibah baik di dunia maupun di
akhirat
b) ILMU tentang KEMASYARAKATAN, yaitu ilmu yang terkait dengan hubungan
kepada manusia. (hablum minannas)
Seseorang bisa mendapat bala/musibah jika ia tidak tahu
tentang kemasyarakatan. Dimana orang yang tidak mengerti ilmu tentang sopan santun, tata krama, adat
istiadat sehingga segala perbuatannya selalu bertentangan dengan masyarakat.
Jadi hal demikian akan menjadi musibah bagi dirinya.
c) ILMU tentang DIRI, KELUARGA dan AHLI
Jika kita tidak tahu ilmu tentang diri, ilmu yang berhubungan
dengan keluarga serta ahlinya maka hal ini akan menjadi musibah. “ku anfusakum
wa ahlikum naro”
Jika seseorang tidak mengerti ilmu tentang bagaimana bersikap
kepada keluarga dan ahlinya hal ini akan mendatangkan musibah bagi dirinya, keluarganya
dan ahlinya.
Diantara ILMU tentang DIRI dan KELUARGA adalah :
(1) ILMU tentang berbakti kepada kedua orang tua, guru, mertua.
Orang yang tidak mengerti ilmu ini akan mendapatkan musibah,
yaitu bagaiman seseorang yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya
jangankan masuk surga mencium bau surga pun dia tidak akan mendapatkanya. “ridhollah
bi ridho walidain” demikian pula kepada mertua dan guru.
Orang yang tidak berbakti kepada kedua orangtuanya akan Allah
Azab diakhirat nanti dan dunia dijauhkan dari keberkahan hidupnya, inilah
musibah yang akan ia dapat.
Kisah ALQOMAH, yang tidak menjawab salam ibunya, padahal ia
sedang sholat sunah sehingga membuat ibunya tidak ridho hingga sampai ajalnya
jenazahnya akan dibakar oleh nabi karena ibunya belum memberikan ridhonya.
Berbakti kepada kedua orang tua dapat menolak bala.
Orang yang tidak berbakti/hormat kepada gurunya, ilmunya tidak
barokah dan bermanfaat, dimana ilmu yang didapat tidak membuat dirinya dekat
kepada Allah tetapi semakin menjauhkan.
(2) ILMU tentang waris
Seminimalnya ilmu tentang waris adalah mengetahui bahagian
seorang ahli waris laki-laki adalah 2/3 dari bahagian wanita 1/3, bahagian ibu
1/6 hal lainnya adalah tentang wasiat dan hibah.
Betapa banyak keluarga yang hancur/ribut/saling bunuh karena
hal waris.
(3) ILMU tentang tujuan diciptakan DIRInya
Bahwa tujuan diciptakan dirinya adalah untuk beribadah
menyembah kepada Allah SWT sehingga mengerti bahwa dirinya adalah seorang hamba
dimana ia senantiasa tunduk, taat dan patuh akan segala perintah Allah SWT.
Maka
apabila kita mengerti tentang ILMU yang FARDHU ‘AIN (ilmu tentang kewajiban
yang harus kita lakukan) hal ini dapat menolak segala bala dan musibah.
“Man
arofah nafsahu faqot arofah robbahu”, siapa yang mengenal dirinya ia akan
mengenal Tuhannya.
ILMU
yang terkait dengan FARDHU KIFAYAH
Yaitu
ilmu yang dapat diwakilkan oleh orang lain, diantara ilmu tersebut adalah ilmu
tentang pengurusan jenazah, ilmu tentang urusan dunia (ekonomi, politik, sosial,
teknologi)
Apabila
dalam 1 kampung tidak dapat mengurus tentang jenazah maka laknat dan murka Allah
akan turun atas kaum tersebut.
Apabila
dalam satu kaum tidak mengerti tentang ilmu pemerintahan, maka bala Allah akan
turun atas kaum tersebut (terjajah, tertindas dlsb)
Begitupun
bila suatu kaum tidak ada yang mengerti tentang ilmu kedokteran maka bala Allah
akan turun atas kaum tersebut (penyakit, gizi buruk dlsb)
Maka
serahkan segala urusan kepada ahlinya.
ILMU
yang HARAM untuk dipelajari
Yaitu
ilmu yang dapat mendatangkan kemusyrikan artinya berbuat/berdoa untuk/kepada
selain Allah SWT.
Contoh
: bertawasul kepada benda bukan kepada Allah SWT
3. ORANG AWAM dan ORANG KHOS
Berdoa
menolak bala bagi orang awam dan orang khos, ada 2 cara yaitu
i)
Golongan orang yang dipelihara
oleh Allah SWT, yaitu golongan wahbiyah
ii) Golongan orang yang berusahakan/berikhtiar, yaitu golongan kasbiyah
Agar
dapat terhindar dari bala/musibah, ada golongan manusia yang memang Allah
pelihara dari bala/musibah tetapi ada juga golongan manusia yang berusaha untuk
dapat terhindar dari bala/musibah.
Contoh
orang yang dipelihara/dijaga dari bala (wahbiyah), yaitu Nabiyullah Yusuf AS, dimana
ketika ia di jebak oleh Siti Dzulaikah didalam ruang/kamar walaupun pintu
kamarnya sudah terkunci, rumah sudah tertutup dan tidak ada orang lain, sesungguhnya
Nabiyulllah Yusuf AS menyukai Siti Dzulaikah demikian pula sebaliknya. Namun
dalam keadaan tersebut Allah SWT memelihara Nabiyullah Yusuf AS sehingga ia
dapat terhindar dari berbuat maksiat. Dalam hal ini Allah SWT hujamkan rasa
takut kedalam diri Nabiyullah Yusuf AS rasa takut yang amat sangat
Tanda
manusia yang dipelihara oleh Allah SWT adalah apabila kita memandang kepada
seseorang maka kita ingat kepada Allah SWT inilah golonga orang wabiyah tetapi
jika kita memandang seseorang kemudian kita ingat kepada selain Allah itu
tandanya orang tersebut adalah golongan orang kasbiyah.
Umpanya,
ketika kita bertemu dengan kawan kita lalu kita berkata “wah.. nonton bola nih”
“wah makan-makan nih” “wah nagih utang nih” maka orang tersebut masuk
kegolongan orang kasbiyah tetapi bila kita bertemu kawan kita lalu kita ingat
“surga, neraka” maka kawan kita tersebut masuk ke golongan orang wahbiyah
Golongan
orang yang dipelihara oleh Allah SWT (wahbiyah)
Diantara
golongan ini adalah :
1. Para Nabi dan Rasul
·
Bagi orang awam, makan minum
adalah kebutuhan bagi para Nabi dan Rasul makan dan minum bukan menjadi kebutuhan
·
Bagi orang awam, tidur adalah
kebutuhan bagi para Nabi dan Rasul tidur bukan menjadi kebutuhan
Bagi golongan ini tingkat keimanannya senatiasa naik terus,
dimana dalam kehidupannya senantiasa dibimbing oleh Allah SWT bila terdapat
kesalahan maka Allah SWT langsung menegur dengan turunnya Ayat/wahyu.
2. Orang yang Mukhlis/Muttaqin
Riyadohnya (usaha/berjihad) orang mukhlis dalam segala
tindakannya senantiasa tercermin didalam :
i)
Niatnya
Dalam hal niat, perbedaan orang wahbiyah dan kasbiyah sangat
jauh berbeda
·
Orang-orang wahbiyah senantiasa
menjaga niatnya karena Allah SWT dalam segala aktifitas kehidupannya. LILLAHI
TA’ALA
·
Apapun aktifitasnya senantiasa
berniat untuk beribadah kepada Allah SWT baik itu dalam hal tidurnya, kerjanya,
sholatnya, baca qur’annya dlsb. Menyadari bahwa “diciptakan Jin dan manusia
untuk beribadah kepada Allah SWT”
·
Dalam segala keadaannya (qodo dan
qodar) golongan ini senantiasa berbaik sangka kepada Allah SWT (khusnu dzon), tidak
ada keluh kesah senantiasa bersyukur (qonaah/merasa cukup). ALHAMDULILLAH
·
Apa-apa yang dilakukan tidak
mengharap hasil, tidak memaksakan kehendaknya. Semua diserahkan kepada Allah.
Doanya senantiasa “Robbi habli…” ya Allah Yang Maha Memberi…
·
Kunci dari niat bagi golongan ini
adalah “Anna inda dzoni abdibi”
·
Istilah bagi orang wahbiah “
Bagaimana mungkin aku mulia sedangkan aku ditempatkan ditempat yang hina,
Bagaimana mungkin aku hina sedangkan aku bersandar kepada yang Maha Mulia”
Kesimpulan :
-
orang wahbiyah senantiasa menerima
ketentuan Allah SWT
-
Menyadari bahwa dirinya Hamba, dan
tidak pernah protes kepada Allah
-
Senantiasa QONAAH, merasa cukup
-
Baik sangka dan menerima kenyataan
-
Senantiasa menjaga niatnya “innama
amalu binniyat”
Kisah : Gubernur Mubarok dan seorang pengemis
Diceritakan ketika sang gubernur mengirim seorang utusan
kepada seorang pengemis untuk memberikan makan/sodakoh kepada seorang pengemis,
lalu pengemis itu tidak mau menerima sedekahnya gubernur. Kepada utusan
tersebut sipengemis mengambil sebongkah batu dan digenggamnya maka berubahlah
batu tersebut menjadi emas maka emas tersebut dihadiahkan kepada sang utusan.
Maka utusan tersebut takjub dan terkejut akan hal demikian. Dan bercerita sang
utusan ini kepada sang gubernur.
Lalu gubernur Mubarok ini mendatangi si pengemis tersebut dan
bertanyalah gubernur kepada sang pengemis :
Gubernur : “hai
pengemis, jika engkau bisa merubah batu menjadi emas kena
pa engkau menjadi pengemis, kenapa tidak kau
gunakan keahlian
itu untuk menjadi kaya..?”
pengemis : “aku
tidak butuh kekayaan, yang butuh kekayaan adalah engkau’
gubernur :
“kenapa demikian..? bukankah kamu hidup didunia perlu kehidup
an, perlu makan, pakaian, hiburan/tamasya,
sedangkan bila eng-
kau berhaji perlu biaya, bagaimana dengan
kebutuhan anak dan
istrimu…
pengemis :
“hahahaha”
tertawalah pengemis ini mendengar pertanyaan-pertanyaan dari
gubernur maka diambilnya sebongkah batu yang telah berubah menjadi emas permata, oleh pengemis tersebut dan dihadiahkan
kepada gubernur, sambil berkata “ini hadiah dariku untukmu, ambillah untukmu
dan keluargamu yang mana hal ini akan engkau pertanggungjawabkan di yaumil
akhir nanti, sedang aku tidak membutuhkan itu semua”
§
Kenapa orang yang menerima
ketentuan dijauhkan dari segala bala dan
musibah…
Karena golongan ini tdk terbebani oleh apapun baik itu musibah
maupun kesenangan (senantiasa menerima qodo dan qodar, senantiasa khusnu dzon
kepada Allah), bahwa masalah itu ada karena kita mempermasalahkan masalah
tersebut (tidak ada masalah jika tidak dimasalahkan)
§
Ciri orang yang khusnu dzon dalam
menerima qodo dan qodar, inilah golongan orang-orang khos :
(a) Senantiasa basah lidahnya dengan memuji Allah (SUBHANALLAH) bahwa hanya
Allah yang Maha Suci sedang dirinya banyak berbuat dosa dan maksiat, disucikan
hatinya dengan berbaik sangka dan menerima ketentuan Tuhannya
Akidah SUBHANALLAH, Ketika Allah menciptakan Arsy, lalu Allah
memerintah para malaikat seluruhnya untuk memanggulnya maka para malaikat tidak
mampu untuk memikulnya karena para malaikat memandang Arsy itu sebegitu besar
dan luasnya. Maka Allah memerintahkan para malaikat.. “KUL…. SUBHANALLAH” maka
terangkatlah Arsy tersebut karena para malaikat mensucikan dirinya dari
memandang Arsy yang besar itu menjadi kecil bahwa sesungguhnya Allah lah yang
Maha Besar.
Maka apabila kita tertimpa oleh masalah yang berat, masalah
yang besar maka ucapkan olehmu SUBHANALLAH, sesungguhnya tidak ada masalah yang
berat dan besar bagi Allah, sucikan dari hati kita dari mensekutukan Allah.
Bagi golongan kasbiyah (awam) mensucikan Allah dengan
memperbanyak membaca tasbih “SUBHANALLAH” tetapi bagi golongan wahbiah (khos) senantiasa menjaga hatinya menerima ketentuan
(qoda qodar) Allah SWT atas dirinya.
Kisah : Al Mubarok dan Nabi Khidir
Ketika Al Mubarok mendatangi pasar untuk membeli budak, maka
datanglah Mubarok kepada penjual budak”
Mubarok : aku inging
membeli budak mana budak yg paling murah
Penjual : itu…
harganya 1000 dinar
Ditunjuklah seorang budak yang dipandang paling males oleh si
penjual.
Mubarok : baiklah, aku
ambil orang tersebut
Maka sesampainya di rumah Mubarok memerintahkan kepada budak
yang dibelinya untuk membereskan rumahnya :
Mubarok : wahai budak,
coba kau ambil kayu-kayu dihutan untuk
Keperluan istriku memasak, dan kau rapikan
kayu-kayu &
batu-batu yg berserakan tersebut
Setelah memerintahkan hal tersebut masuklah mubarok kerumahnya
tidak berapa kemudian mubarok keluar kembali untuk memeriksa pekerjaan budak
tersebut, ternyata dalam sekejap semua pekerjaan tersebut telah selasai
dilakukan dengan hasil yang sangat luar bisa, sehingga membuat heran dan takjub
Mubarok. Dalam hatinya mubarok bertanya-tanya siapa sesungguhnya budak tersebut
maka bertanyanya Mubarok kepada budak tersebut :
Mubarok : “Siapa
engkau sesungguhnya”
3 kali mubarok bertanya tetapi sang budak tetapi diam, karena
Mubarok merasa pasti orang tersebut bukan orang sembarangan maka Mubarok
bertanya kembali “Demi Allah, Siapa engkau”.
Budak : “karena
engkau bertanya karena Allah, baiklah aku akan
Menjawab pertanyaanmu…. Akulah Khidir”
Terkejutlah Al Mubarok dan dirinya merasa berdosa karena telah
memperlakukan sang budak tersebut (nabi Khidir) maka bertanyalah Mubrok kepada nabi
Khidir kenapa ia bisa menyamar menjadi seorang budak.
Berceritalah nabiyullah Khidir, bahwa ketika ada seorang ibu
dengan anaknya yang yatim meminta sodakoh kepada nabi Khidir dan berkata “wahai
tuan karena Allah aku meminta kepadamu sodakoh tuan…” pingsanlah nabi khidir
karena dirinya tidak memiliki harta sepeserpun padahal dihadapnya ada seorang
hamba Allah yang meminta pertolongannya… maka ketika siuman nabi khidir berkata
kepada ibu tersebut “wahai ibu.. juallah aku ke pasar, agar kamu mendapat uang
hasil penjualan tersebut”. Demikianlah kisahku menjadi budak, berkata khidir
kepada mubarok.
Wahai tuan karena engkau telah membeliku dan aku menjadi
budakmu maka apa-apa yang engkau perintahkan kepadaku aku laksanakan karena aku
adalah hamba sahayamu dan aku jalankan semua ini karena aku seorang hamba Allah
yang menciptakanku. Demikian kisahku aku ungkapkan karena engkau bertanya
kepada dengan nama Allah..
(b) Dalam segala urusan senatiasa ia bersyukur kepada Allah
(ALHAMDULILLAH), disucikan hatinya untuk senantian menerima keadaan maka
pantaslah orang ini dijauhkan dari bala dan musibah.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(c) Senantiasa mengagungkan Allah SWT (ALLAHU AKBAR).
Ketika abu nawas ditanya Raja tentang adakah yang paling hebat
dan ajaib didunia ini maka abu nawas berkata “ada..dia itu lebih kecil dari
burung gereja lebih besar dari burung elang” maka raja pun membantahnya “mana
ada burung seperti itu”
Kata Abu nawas, jika demikian maka didunia ini tidak ada yang
ajaib/aneh karena semua sudah Allah tuliskan di lauhimmahfudz
(d) Senantiasa mentauhidkan Allah SWT (LA ILLAHA ILLALLAH)
Kesimpulan
:
- Orang-orang golongan wahbiah (yang
dijaga oleh Allah SWT) adalah orang yang senantiasa memuji (SUBHANALLAH),
senantiasa bersyukur (ALHAMDULILLAH) dan mengagungkan Allah (ALLAHU AKBAR) maka
golongan orang wahbiah adalah golongan orang yang sempurna ketahuhidannya (LA
ILLAHA ILLALLAH)
-
Orang wahbiah adalah orang yang
senantiasa menjaga/memelihara hatinya (tidak berprasangka/menilai)
-
Dalam kehidupannya, lebih banyak
diam dan menjadi pendengar yang baik “sami’na wa atona”
-
Orang wahbiah, dalam kehidupannya
senantiasa dijaga dan diperlihara oleh Allah SWT dengan banyak menundukan pandanganya, merekalahh
orang-orang yang berakhlak mulia.