iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Minggu, 30 November 2014

Pelajaran Budi Pekerti

Pada suatu masa hiduplah seorang kakek bersama anak dan cucunya, kakek yang sudah tua renta sudah mulai pikun dikarena umurnya yang sudah menginjak 75 tahun. Setelah istrinya meninggal dunia maka si kakek tua ini dirawat oleh anak semata wayangnya, hiduplah si kakek dirumah anaknya bersama dengan cucu laki-lakinya.

Karena penyakit pikunnya si kakek sering kali membuat jengkel orang-orang disekitarnya terutama anaknya yang merawat dia. Seringkali si kakek bercerita ke tetangganya bahwa anak tidak memberinya makan, padahal anaknya telah memberinya makan dan merawatnya setiap hari.
Sering pula si kakek ini membuang hajat sembarang, sehingga membuat jengkel si anak. Segala kebaikan yang diberikan oleh si anak si kakek ini tidak pernah bersyukur dan malah mejelek-jelekan si anak kepada orang-orang yang di jumpainya.
Maka saking jengkelnya sianak karena ulah si kakek, dibuatlah oleh si anak ini anyaman bambu yang besar. Melihat ayahnya membuat keranjang yang sangat besar sianak (cucu dari kakek) bertanya kepada ayah :

Cucu      : “ayah untuk apa ayah membuat keranjang yang sangat besar itu”
Ayah      : “ayah akan mengurung kakekmu dengan keranjang ini dan membuangnya ketengah hutan”
Cucu      : “kenapa ayah membuang kakek ke tengah hutan..? “
Ayah      : “biar kakekmu dimakan macan, karena kakekmu seringkali membuat jengkel ayah biarlah kita hidup tanpa kakekmu yang tidak berguna itu.

Maka ketika keranjang yang dirajut sudah selesai, tibalah saat dimana si kakek ini dimasukan kedalam keranjang untuk dibuang ketengah hutan, agar sianak terbebas dari ayahnya yang cerewet dan seringkali menyusahkan itu. Ketika si ayah akan membawa si kakek ketengah hutan terjadilah dialog antar si ayah dengan anaknya (cucu dari si kakek).  


Cucu      : ayah mau dibawa kemana si kakek
Ayah      : mau ayah buang kehutan kakek mu yang cerewet dan menyusahkan ini
Cucu      : aku ikut ayah..
Ayah      : jangan kamu tunggu dirumah saja di hutan berbahaya..
Sianak merajuk terus untuk ikut ayahnya kehutan, tetapi si ayah tetap melarang si anak untuk ikut membuang kakeknya ke tengah hutan.
Cucu      : baiklah ayah, tetapi kalau aku tidak boleh ikut.. aku titip sesuatu untuk ayah..
Ayah      : baik, apa itu nak..
Cucu      : tolong kalau ayah sudah melepaskan kakek ketengah hutan, keranjang ayah bawa pulang ya..
Ayah      : untuk apa keranjang itu nak..
Cucu      : nanti kalau ayah sudah tua, pikun, cerewet dan menyusahkan aku. Aku akan menggunakan keranjang tersebut untuk membuang ayah ketengah hutan..
Hikmah
  • Bahwa sikap anak kita terhadap kita kelak  adalah sebagaimana sikap kita kepada orangtua kita. Anak akan senantiasa meniru dan mencontoh orangtuanya.
  •  Maka pandai-pandailah mendidik anak-anak kita