Pada suatu masa hiduplah seorang kakek bersama anak dan
cucunya, kakek yang sudah tua renta sudah mulai pikun dikarena umurnya yang
sudah menginjak 75 tahun. Setelah istrinya meninggal dunia maka si kakek tua
ini dirawat oleh anak semata wayangnya, hiduplah si kakek dirumah anaknya
bersama dengan cucu laki-lakinya.
Karena penyakit pikunnya si kakek sering kali membuat
jengkel orang-orang disekitarnya terutama anaknya yang merawat dia. Seringkali si
kakek bercerita ke tetangganya bahwa anak tidak memberinya makan, padahal
anaknya telah memberinya makan dan merawatnya setiap hari.
Sering pula si kakek ini membuang hajat sembarang, sehingga
membuat jengkel si anak. Segala kebaikan yang diberikan oleh si anak si kakek
ini tidak pernah bersyukur dan malah mejelek-jelekan si anak kepada orang-orang
yang di jumpainya.
Maka saking jengkelnya sianak karena ulah si kakek,
dibuatlah oleh si anak ini anyaman bambu yang besar. Melihat ayahnya membuat
keranjang yang sangat besar sianak (cucu dari kakek) bertanya kepada ayah :
Cucu : “ayah untuk
apa ayah membuat keranjang yang sangat besar itu”
Ayah : “ayah akan
mengurung kakekmu dengan keranjang ini dan membuangnya ketengah hutan”
Cucu : “kenapa
ayah membuang kakek ke tengah hutan..? “
Ayah : “biar
kakekmu dimakan macan, karena kakekmu seringkali membuat jengkel ayah biarlah
kita hidup tanpa kakekmu yang tidak berguna itu.
Maka ketika keranjang yang dirajut sudah selesai, tibalah
saat dimana si kakek ini dimasukan kedalam keranjang untuk dibuang ketengah
hutan, agar sianak terbebas dari ayahnya yang cerewet dan seringkali
menyusahkan itu. Ketika si ayah akan membawa si kakek ketengah hutan terjadilah
dialog antar si ayah dengan anaknya (cucu dari si kakek).
Cucu : ayah mau
dibawa kemana si kakek
Ayah : mau ayah
buang kehutan kakek mu yang cerewet dan menyusahkan ini
Cucu : aku ikut
ayah..
Ayah : jangan kamu
tunggu dirumah saja di hutan berbahaya..
Sianak merajuk terus untuk ikut ayahnya kehutan, tetapi si
ayah tetap melarang si anak untuk ikut membuang kakeknya ke tengah hutan.
Cucu : baiklah
ayah, tetapi kalau aku tidak boleh ikut.. aku titip sesuatu untuk ayah..
Ayah : baik, apa
itu nak..
Cucu : tolong
kalau ayah sudah melepaskan kakek ketengah hutan, keranjang ayah bawa pulang
ya..
Ayah : untuk apa
keranjang itu nak..
Cucu : nanti kalau ayah sudah tua, pikun, cerewet dan menyusahkan
aku. Aku akan menggunakan keranjang tersebut untuk membuang ayah ketengah
hutan..
Hikmah
- Bahwa sikap anak kita terhadap kita kelak adalah sebagaimana sikap kita kepada orangtua kita. Anak akan senantiasa meniru dan mencontoh orangtuanya.
- Maka pandai-pandailah mendidik anak-anak kita