HAJI DAN KURBAN
Suatu hari, dalam perjalanan menuju Baitullah untuk menunaikan ibadah haji, Abdullah bin Mubarak sempat singgah di kota Kufah. Tanpa ia sengaja, Mubarak melihat wanita memungut bangkai ayam di tempat sampah kemudian mencabuti bulu-bulunya.
Lalu
Mubarak menanyai wanita tersebut, "Ayam ini bangkai atau sudah
disembelih?" Si wanita menjawab, “Bangkai, dan aku akan memakan bersama
anak-anakku yang
kelaparan," jawabnya polos dan jujur.
"Kenapa
engkau berani melanggar ketetapan Rasulullah, karena memakan bangkai
tidak dibenarkan dalam Islam?" tanyanya lagi.
Awalnya, wanita itu menolak berterus terang tentang sebab ia berani memakan bangkai. Namun karena Mubarak terus mendesak, akhirnya ia menceritakan keadaan yang derita selama ini.
Awalnya, wanita itu menolak berterus terang tentang sebab ia berani memakan bangkai. Namun karena Mubarak terus mendesak, akhirnya ia menceritakan keadaan yang derita selama ini.
“ya
Tuan, bangkai ini halal bagiku tetapi bagi tuan bangkai
ini haram, bagi kami ini adalah darurat tetapi bagi tuan, tidak”
"sesungguhnya,
sudah tiga hari ini, aku dan anak-anakku tidak makan," kisah si ibu
dengan sedih. Mendengar penuturan itu, Mubarak segera menuju
perkemahannya.
Lalu ia tuntun keledai dan perbekalannya ke rumah wanita tadi. Lantas
Mubarak memberikannya sembari berpesan, "Jangan lagi engkau dan
anak-anakmu memakan bangkai yang diharamkan itu," tuturnya.
Wanita
itu hanya bisa termangu tidak percaya dengan apa yang dilakukan
Mubarak. Padahal barang yang diberikan Mubarak itu bekal menuju Mekah
untuk beribadah
ke Baitullah. Akhirnya wanita itu menerima sedekah Mubarak dengan
gembira penuh rasa syukur.
Karena
persediaan untuk perjalanan sudah diberikan kepada si wanita, Mubarak
lantas menetap di kota itu beberapa waktu lamanya. Ia baru pulang ke
tanah kelahirannya
ketika orang-orang yang naik haji pulang ke negeri masing-masing.
Sebagaimana
orang yang datang dari ibadah haji, disambut oleh sanak keluarga.
Sesampainya di rumah, keluarga dan tetangga berdatangan memberi ucapan
selamat.
Tidak kecuali mereka yang menunaikan ibadah haji pada waktu itu juga.
Tiba-tiba
Mubarak mengatakan kepada tamu yang ada, "Jangan ucapkan selamat
kepadaku,". Lalu tanpa merasa gengsi dan malu ia katakan yang
sebenarnya, "Sebenarnya
tahun ini aku tidak pergi haji."
Namun
apa jawaban dari sebagian tamu yang berangkat bersama Mubarak, di
antara mereka malah mengatakan, "Bukankah engkau membawa titipan uangku
dan aku ambil
kembali ketika kita bertemu di Arafah?" begitu juga yang lain
melanjutkan, "Malahan engkau juga memberi minum aku sewaktu kita bertemu
di Mekah?" ujar yang lain memberikan pengakuan.
Mubarak
semakin bingung mendengar ucapan-ucapan para tamu yang pergi haji.
Beberapa kali Mubarak menolak kalau dirinya pergi haji, karena ia hanya
menetap di
Kufah sebab kehabisan bekal akibat diberikan kepada si wanita yang
kelaparan.
Suatu
malam, ketika Mubarak tidur pulas, ia bermimpi. "Hai Mubarak, Allah Swt
menerima sedekahmu. Kemudian Dia menyuruh seorang Malaikat
menyerupainya untuk
menggantikanmu melaksanakan ibadah haji."
============================================
============================================
I’tibar :
1.
Pergi haji itu wajib nya 1 kali, alangkah:
·
Lebih utama ONH kita, kita sedekahkan kepada orang yang lebih membutuhkan
·
Dengan kita tidak pergi yg ke 2 kalinya berarti kita memberikan jatah kursi kita kepada orang yg belum pergi.
2.
Bahwa sesungguhnya lebih utama
menolong orang-orang di sekitar kita (kerabat maupun tetangga terdekat)
yang amat sangat membutuhkan bantuan. (baik itu karena
kelaparan/kebutuhan akan biaya pengobatan maupun biaya pendidikan).
“sesungguhnya Allah tidak tidur dan dia MAHA MELIHAT”
3.
Bagaimana dengan KURBAN kita ?
apakah lebih utama berkurban (membeli hewan) atau memberikan uang
tersebut untuk Saudara kita (adik/kakak atau kerabat lainnya) atau
tetangga kita yang sedang membutuhkan ? mungkin mereka tidak
membutuhkan daging kurban tetapi yang mereka butuhkan adalah biaya
hidup untuk anak mereka/ untuk biaya pengobatan / biaya pendidikan..
silahkan memilah dan memilih dengan ilmu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar