iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Jumat, 01 Maret 2013

GELU - BANTALAN TANAH PENGGANJAL MAYIT

"BANTALAN TANAH PENGGANJAL MAYIT"

Tanah yang dibulat-bulat berdiameter lebih kurang 10 cm yang diperuntukan bagi sandaran mayat saat diletakan pada liang lahat dalam istilah bahasa Jawa disebut "gelu", dalam bahasa Sunda disebut "gegelu". Bulatan tanah ini meskipun dalam aturan fikih tidak termasuk hal yang prinsip, akan tetapi dalam praktiknya di masyarakat menjadi sesuatu keniscayaan. Sebagaimana di antaranya dipaparkan dalam kitab Fathul Qarib. 

Gelu menjadi hal penting karena gelu mengiringi si mayit didalam kubur. Ketika mayit telah di sucikan (dimandikan, di sholati) maka apa - apa yang mengiringi si mayit seharusnya suci dari segala hadast / najis, dimana di antara kesucian itu adalah :

  1. menggunakan kain kafan yang berwarna putih dan suci dari najis
  2. bagi mayat perempuan sebaiknya yang memasukan kedalam kubur adalah muhrimnya
  3. orang yang turut menurunkan jenazah wanita kedalam kubur hendaknya orang yang malamnya tidak menggauli istirnya meskipun sudah bersih dari hadas
Hal-hal  yang perlu menjadi perhatian dalam membuat "gelu" / "bola tanah pengganjal mayat", sebaiknya gelu:
  1. dibuat sebanyak 7 buah
  2. dibuat oleh anak/famili
  3. dibuat dalam keadaan suci (wudhu)
  4. dibuat dengan membaca QS Al Qdar sebanyak 7 x setiap bola nya dengan menahan nafas
  5. sholat sunah terlebih dahulu (sholat hadiah lebih utama)
Gelu sebaiknya tidak dibuat dengan sembarangan/asal buat dan tidak pula dibuat oleh orang yang tidak mengerti ilmunya. Di khawatirkan orang yang membuat tidak sedang suci shg gelu terkena najis dari orang yang membuatnya maka najis itu akan mengiringi si mayit didalam kuburnya.

Apabila Ibu Ayah kita meninggal, turunlah dalam liang kubur dan sambutlah mayat beliau, buka papan penutup keranda (tempat usungan mayat), angkat mayat Ibu Ayah kita.
Biarkan kita yang memutarkan mayat Ibu Ayah kita menghadap ke kiblat. Kita yang melakukan!!! Bukan hanya menyaksikan saja orang lain yang melakukan.
.
Allahu Robbi... " Ibu.. Terakhir kali ini aku melihat Ibu". Biarkan kita yang merelai ikatan di kepala dan di tubuh beliau.. Pegang perlahan-lahan badan Ibu kita, arahkan beliau dengan baik-baik, ambil gumpalan tanah dan letakanlah di belakang tengkok Ibu kita.
"Ibu, terakhir kali inilah aku melihat engkau". Terlintas dalam hati kita sambil memegang Ibu kita... Ingat sejak kita bayi, tangan Ibu kita ini yang mensuapi makanan ke mulut kita.
Ingat hari pertama kita bisa berjalan, muntah, berak, beliau lah orang yang tidak pernah sedikit pun untuk menolak. Sebagaimana pun jahatnya anak terhadap beliau, kita tetap anak beliau dan selalu terima sebagai anak beliau.
Naiklah ke atas dan duduklah di tepi makam beliau serta dengarkanlah "Talqin" yang di sampaikan teruntuk Ibu kita. Hari terakhir ini lihatlah, tidak ada benda apapun yang bisa kita berikan untuk bekal beliau kecuali hanya Doa:
.
"Ya Allah.. Aku angkat tanganku Ya Allah.. Aku ridho Kau ambil Ibu ku Ya Allah..

Dia yang melahirkan aku.. Ya Allah hari ini aku tinggal dia Ya Allah, aku serahkan dia atas urusan Mu belaka Ya Allah. Aku tadahkan tanganku Ya Allah.. Aku memohon dengan sangat-sangat Kau ampunkan dosa-dosa Ibu ku, tolong Ya Allah.. Kasihani Ibu ku Ya Allah.. Aku adalah hasil didikan dari dia. Ya Allah sayangi dia Ya Allah. Aamiin..

wassalam


Di sari dari 

- pengajian Akidah bimbingan ust Drs H. Nata Mulyana 9 Maret 2009
- buku : Panduan Lengkap Perawatan Jenazah
- http://books.google.co.id/books?id=jFP3wEzyqu0C&pg=PA145&lpg=PA145&dq=TANAH+PENGGANJAL+MAYAT&source=bl&ots=5y6SumKEYK&sig=pTfnFE8FKrDwR1c-hnZxalrE3zk&hl=id&sa=X&ei=V4UvUYznCYWGrAep3YHoCA&ved=0CEYQ6AEwAw#v=onepage&q=TANAH%20PENGGANJAL%20MAYAT&f=false
- http://urangcibanten.blogspot.com/2011/05/makna-bulatan-tanah-sebagai-sandaran.html

semoga bermanfaat bagi hamba yang doif ini.