iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Jumat, 26 September 2014

Kisah-kisah : HAJI DAN KURBAN

HAJI DAN KURBAN

Suatu hari, dalam perjalanan menuju Baitullah untuk menunaikan ibadah haji, Abdullah bin Mubarak sempat singgah di kota Kufah. Tanpa ia sengaja, Mubarak melihat wanita memungut bangkai ayam di tempat sampah kemudian mencabuti bulu-bulunya.
Lalu Mubarak menanyai wanita tersebut, "Ayam ini bangkai atau sudah disembelih?" Si wanita menjawab, “Bangkai, dan aku akan memakan bersama anak-anakku yang kelaparan," jawabnya polos dan jujur.
 "Kenapa engkau berani melanggar ketetapan Rasulullah, karena memakan bangkai tidak dibenarkan dalam Islam?" tanyanya lagi. 

Awalnya, wanita itu menolak berterus terang tentang sebab ia berani memakan bangkai. Namun karena Mubarak terus mendesak, akhirnya ia menceritakan keadaan yang derita selama ini.
“ya Tuan,  bangkai ini halal bagiku tetapi bagi tuan bangkai ini haram, bagi kami ini adalah darurat tetapi bagi tuan, tidak”
"sesungguhnya, sudah tiga hari ini, aku dan anak-anakku tidak makan," kisah si ibu dengan sedih. Mendengar penuturan itu, Mubarak segera menuju perkemahannya. Lalu ia tuntun keledai dan perbekalannya ke rumah wanita tadi. Lantas Mubarak memberikannya sembari berpesan, "Jangan lagi engkau dan anak-anakmu memakan bangkai yang diharamkan itu," tuturnya.
Wanita itu hanya bisa termangu tidak percaya dengan apa yang dilakukan Mubarak. Padahal barang yang diberikan Mubarak itu bekal menuju Mekah untuk beribadah ke Baitullah. Akhirnya wanita itu menerima sedekah Mubarak dengan gembira penuh rasa syukur.
Karena persediaan untuk perjalanan sudah diberikan kepada si wanita, Mubarak lantas menetap di kota itu beberapa waktu lamanya. Ia baru pulang ke tanah kelahirannya ketika orang-orang yang naik haji pulang ke negeri masing-masing.
Sebagaimana orang yang datang dari ibadah haji, disambut oleh sanak keluarga. Sesampainya di rumah, keluarga dan tetangga berdatangan memberi ucapan selamat. Tidak kecuali mereka yang menunaikan ibadah haji pada waktu itu juga.
Tiba-tiba Mubarak mengatakan kepada tamu yang ada, "Jangan ucapkan selamat kepadaku,". Lalu tanpa merasa gengsi dan malu ia katakan yang sebenarnya, "Sebenarnya tahun ini aku tidak pergi haji."
Namun apa jawaban dari sebagian tamu yang berangkat bersama Mubarak, di antara mereka malah mengatakan, "Bukankah engkau membawa titipan uangku dan aku ambil kembali ketika kita bertemu di Arafah?" begitu juga yang lain melanjutkan, "Malahan engkau juga memberi minum aku sewaktu kita bertemu di Mekah?" ujar yang lain memberikan pengakuan.
Mubarak semakin bingung mendengar ucapan-ucapan para tamu yang pergi haji. Beberapa kali Mubarak menolak kalau dirinya pergi haji, karena ia hanya menetap di Kufah sebab kehabisan bekal akibat diberikan kepada si wanita yang kelaparan.
Suatu malam, ketika Mubarak tidur pulas, ia bermimpi. "Hai Mubarak, Allah Swt menerima sedekahmu. Kemudian Dia menyuruh seorang Malaikat menyerupainya untuk menggantikanmu melaksanakan ibadah haji."
============================================
I’tibar :

1.       Pergi haji itu wajib nya 1 kali, alangkah:
·         Lebih utama ONH kita, kita sedekahkan kepada orang yang lebih membutuhkan
·         Dengan kita tidak pergi yg ke 2 kalinya berarti kita memberikan jatah kursi kita kepada orang yg belum pergi.
2.       Bahwa sesungguhnya lebih utama menolong orang-orang di sekitar kita (kerabat maupun tetangga terdekat) yang amat sangat membutuhkan bantuan. (baik itu karena kelaparan/kebutuhan akan biaya pengobatan maupun biaya pendidikan). “sesungguhnya Allah tidak tidur dan dia MAHA MELIHAT”
3.       Bagaimana dengan KURBAN kita ? apakah lebih utama berkurban (membeli hewan) atau memberikan uang tersebut untuk Saudara kita (adik/kakak atau kerabat lainnya) atau tetangga kita yang sedang membutuhkan ? mungkin mereka tidak membutuhkan daging kurban tetapi yang mereka butuhkan adalah biaya hidup untuk anak mereka/ untuk biaya pengobatan / biaya pendidikan.. silahkan memilah dan memilih dengan ilmu…