iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Jumat, 24 Juli 2015

ADAB SAFAR / PERJALANAN / TRAVELLING / MUDIK


SAFAR DALAM ISLAM

Safar memiliki kedudukan mulia dan sangat diperhatikan dalam Islam, sebab di dalamnya banyak terkait fadhilah-fadhilah dan hukum-hukum yang berkaitan dengan rukun Islam, seperti kebolehan shalat Qoshor dan Jama', pemberian zakat bagi musafir yang kehabisan bekal, kebolehan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan, dan berbagai hukum perjalanan yang terkait dengan ibadah haji, kebolehan mengusap sepatu (al-khuf) saat wudlu' sebagai ganti dari membasuhnya, gugurnya kewajiban shalat Jum'at, dan kebolehan shalat di atas kendaraan. Dan diantara fadhilahnya lagi adalah, pada safar Allah  menjadikan do'a para musafir sebagai salah satu jenis do'a yang mustajab.


Berikut ini adab-adab didalam safar :

1. Pertama, sebelum berangkat meninggalkan rumah dianjurkan untuk shalat dua rakaat dimana pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca Al-Ikhlas, kemudian setelah salam membaca ayat Kursi, surat Al-Quraisy, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas yang dilanjutkan dengan berdo’a agar urusannya dimudahkan. (Imam Nawawi)

"Tidaklah seseorang meninggalkan sesuatu bagi keluarganya yang lebih baik dari 2 rakaat yang dilakukan untuk mereka ketika berniat untuk bermusafir” (H.R. Imam Thobroni)

2. Adab safar lain yang disebutkan Imam Nawawi adalah: hendaknya ia mengucapkan wada’ (pamitan) terhadap keluarga, para tetangga dan para teman dekatnya. Tujuannya adalah untuk meminta maaf terhadap mereka dan agar mereka mendo’akannya.

3. Safar di hari kamis atau selainnya. Sebisa mungkin hindari hari jumat agar tidak mengganggu shalat jumat.
“Rasulullah SAW berangkat ke Perang Tabuk pada Kemis. Rasulullah menyukai memulai perjalanannya pada Kamis.” (HR. Imam Bukhari)

4. Hendaknya memulai perjalanan pada malam hari. Karena malam hari lebih tenang dan pendek waktunya. Dan sedikit waktu shalat fardhu.
“Berjalanlah pada waktu malam karena bumi dijadikan lebih pendek pada waktu malam.” (HR Imam Abu Daud)

5. Hendaknya bepergian dengan disertai teman. Kalau lebih dari 3 orang, disunnahkan untuk menunjuk ketua pimpinan selama dalam perjalanan.
“Jika manusia mengetahui bahaya bermusafir sendirian sebagaimana aku ketahui, tentu mereka enggan bermusafir sendirian.” (HR. Imam Bukhari)

6. Membaca doa sebelum keluar rumah, doa naik kendaraan dan doa/ucapkan salam (boleh didalam hati) ketika memasuki suatu kawasan, melewati perkampungan atau daerah orang.
Seorang lelaki berkata (kepada Rasulullah), wahai Rasulullah, saya akan memulai perjalanan (musafir), berikanlah nasehat untuk bekal saya. Nabi saw berkata: hendaklah engkau bertakwa kepada Allah dan bertakbir setiap kali melewati (melalui) tempat yang tinggi, bebukitan dan tanjakan. Selepas lelaki itu pergi, Nabi saw berdoa, “Ya Allah, dekatkanlah jarak perjalanannya dan mudahkan perjalanannya.” (HR. Imam Tirmidzi)
Dari Jabir r.a. dia berkata: “Apabila kami naik, kami bertakbir, dan apabila turun kami bertasbih” (HR. Imam Bukhari)

8. Membeli buah tangan, oleh oleh untuk dibawa pulang. Kebanyakan dari kita selalu membeli buah tangan untuk dibawa pulang, tanpa sadar bahwa yang kita lakukan adalah SUNNAH Rasul.

9. Segera Bersujud syukur, ucapkan hamdalah dan berdoa sesampainya di tempat tujuan.

10. Meminta orang musafir mendoakan kita karena doa orang yg bermusafir lebih mustajab.
”Tiga doa yg sangat mustajab; doa orang yg puasa, doa orang yg dizolimi dan doa orang yg musafir.”
(HR. Bukhari, Ahmad dan Tirmidzi.)
Dari Umar Bin Khattab r.a dia berkata : aku meminta izin kepada Nabi SAW untuk melaksanakan ibadah umrah dan baginda mengizinkanku serta bersabda:“Jangan engkau lupakan kami dalam doamu, wahai saudaraku”(HR. Imam Tirmidzi)
Bayangkan, Rasulullah pun minta orang bermusafir mendoakannya. Ini yg sering kita lewatkan. Meminta doa kepada para musafir.
Apabila seseorang bepergian lebih dari dua marhalah (89 kilometer), maka ia di anjurkan SHALAT DISINGKAT (yg 4 jadi 2 Rakaat) dan di Jama' (digabung 2 shalat di satu waktu. Boleh taqdim boleh takhir.
Shalat jamak dan qoshar ini adalah suatu keringanan yang diberi oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang sedang musafir.

11. Imam Nawawi menyebutkan adab-adab kepulangan dari safar, di antaranya: ketika tiba di rumah dianjurkan agar menuju mesjid terdekat untuk kemudian shalat dua rakaat, dan demikian juga apabila masuk ke rumah dianjurkan untuk shalat dua rakat lalu berdo’a dan memanjatkan rasa syukur kepada Allah swt. Adapun niatnya adalah tanpa perlu mengucapkannya dengan lafal- lafal khusus yang berbahasa Arab, tapi cukup berniat di hati saja tanpa perlu dilafalkan. Jadi shalat dua rakaat sepulang ibadah haji bukanlah sunah haji tetapi bagian dari adab safar saja.

Yaa Allaah...lindungi, mudahkan, selamatkan sertai kami di saat kami di darat, di laut, di udara, dan di manapun kapanpun baik di saat kami dalam perjalanan maupun di saat kami dalam rumah...

Minal Aidin Wal Faizin
'Semoga Anda termasuk orang-orang yang kembali (ke jalan Tuhan) dan termasuk orang yang menang (melawan hawa nafsu)

Taqabbalallahu Minna wa Minkum 
"semoga Allah menerima ibadah kita semua dan Anda,"
 

Tidak ada komentar: