iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Rabu, 17 Juni 2015

MARHABAN YA RAMADHAN



Marhaban Ya Ramadhan, saatnya telah datang bagi kita untuk menunaikan ibadah berpuasa di bulan suci Ramadhan. 

Bertemu denganmu, Ramadhan, adalah hal yang selalu kutunggu.

Kupersiapkan banyak hal untukmu karena aku ingin dapat berkata, 
"Inilah Ramadhan Terbaikku!"

Bagaimanakah persiapan kita untuk menghadapinya, apakah kita  telah menyiapkan segala sesuatunya dengan sempurna termasuk dengan niatnya?.

Sekedar mengingatkan kembali pelajaran dasar kita mengenai puasa, semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya dan kita semua.

A'udzubillahi minasysyaitan nir RAJIIM 
Bismillah hiromaaanirrohiim,

Kata puasa dalam bahasa Arab adalah “Shiyam atau shaum”,  yang bermakna menahan. Sedangkan  secara istilah fiqh berarti menahan diri sepanjang hari dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu, menahan dari segala sesuatu yang menyebabkan batalnya puasa bagi orang islam yang berakal, sehat, dan suci dari haid dan nifas bagi seorang muslimah.

Puasa ramadhan hukumnya wajib untuk semua muslim yang memenuhi syarat untuk melakukannya. Dan didalam setiap ibadah terdapat syarat wajib dan rukun yang harus dipenuhi.

Syarat Wajib adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum melaksanakan suatu ibadah. Seseorang yang tidak memenuhi syarat wajib, maka gugurlah tuntutan kewajiban kepadanya.
Sedangkan rukun adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam sebuah ibadah.

Syarat Wajib & Rukun Puasa Ramadhan

Syarat wajib
  1.  Muslim
  2. Baligh 
  3. Berakal (mumayiz)
  4. Mampu (kuat menjalankan ibadah puasa)
  5. Mengetahui waktunya
Syarat Sah
  1. Hadir di bulan Ramadhan
  2. Mampu (tidak sedang uzur syar'i)
  3. Mengerti ilmunya
Rukun puasa
  1. Niat
Berbeda dengan puasa sunah yang membolehkan niat dilakukan ketika siang hari, maka puasa bulan ramadhan harus dilakukan malam hari sampai sebelum waktu fajar.
Jika tidak berniat dimalam hari maka puasanya tidak sah.


 مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa. (Hadits Shahih riwayat Abu Daud: 2098, al-Tirmidz: 662, dan al-Nasa’i:2293).

Untuk orang-orang yang tidak mengikuti sholat tarawih (karena masih dijalan/masih bekerja) seringkali kita tidak membaca/berniat untuk puasa keesokan harinya. 

Karena kebiasaan setelah sholat tarawih adalah membaca niat untuk puasa keesokan hari.
Untuk itu agar kita terhindar dari ke alpaan niat puasa ramadhan maka selain membaca doa niat harian sebagai berikut :

نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا دَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ

Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan keajiban bulan Ramadhan pada tahun ini, karena Allah s.w.t, semata.

Maka sebaiknya diawal ramadhan kita berniat untuk melakukan puasa ramadhan sebulan penuh, hal ini untuk menghindari dari ke alpaan dalam berniat secara harian. Adapun niat doanya adalah sbb


نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلّهِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri ramadhaana kullihi lillaahi ta’aalaa
"Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala"

2. Menahan Diri Dari Segala Sesuatu Yang Membatalkan Puasa


Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa
  1. Makan dan minum dengan sengaja 
  2. Melakukan Hubungan Seksual dengan Sengaja 
  3. Keluar mani karena bercumbu 
  4. Muntah Disengaja 
  5. Haid, nifas, wiladah 
  6. Hilang akal (gila, mabuk, pingsan) 
  7. Murtad
Sunat Berpuasa
  1. Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
  2. Melambatkan/mengakhirkan  bersahur
  3. Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
  4. Menyegerakan berbuka setelah masuknya waktu berbuka
  5. Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
  6. Berbuka dengan buah kurma, jika tidak ada dengan air
  7. Membaca doa berbuka puasa

Wallahu’alam bissawab…
Ke Jakarta Naik Kereta, Perginya dari Sudimara..
Sebentar lagi mau puasa, mohon maaf atas segala salah dan dosa…

= QOBLA DAN BA'DA RAMADHAN =


  • QOBLA RAMADHAN
Sebelum datang bulan ramadhan biasanya ada hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Hal-hal tersebut dapat berupa kebiasaan (adat) maupun hal-hal yang ada didalam ajaran Islam (syar'i).

=> Adat (kebiasaan)
Kebiasaan masyarakat Indonesia sebelum ramadhan adalah melakukan "nyekar" dalam hal ini mengunjungi makam orang tua, kerabat dan lain sebagainya. maksudnya adalah

  • Mendoakan si mayit agar senantiasa Allah ampuni segala dosanya dan Allah tempatkan mereka di tempat terbaik/surga dan menjadikan kuburnya Raudhah min riyadil jannah, taman daripada taman-taman surga,
  • Sebagai pengingat/pembelajaran bagi yang hidup bahwa akan ada mati setelah kehidupan dunia

Apabila seorang mukmin dikuburkan maka kubur akan menyambutnya dengan kata-kata sebagai berikut; “selamat datang orang yang aku cintai diatara orang-orang yang berjalan di atasku. Hari ini aku akan mengurus semua urusanmu karena kau telah berada dalam perutku, dan saksikanlah perlakuanku kepadamu.”
Seketika kubur akan meluas dan melebar sejauh mata memandang, dan pintu sorga akan terbuka untuknya.
Dan apabila seorang kafir dikuburkan, kubur akan menyambutnya dengan kata-kat sebagai berikut;  “Tak ada kata selamat datang untukmu wahai orang yang aku benci diantara orang-orang yang berjalan di atasku. Hari ini aku akan mengurus semua urusanmu karena kau telah berada dalam perutku, dan saksikanlah perlakuanku kepadamu”
Seketika kubur akan menyempit dan menghimpit jasadnya hingga tulangnya tercerai berai.”
Diantara nyekar yang paling utama adalah silaturahmi kepada yang hidup, yaitu untuk saling maaf memaafkan, baik kepada orang tua, kerabat, sahabat dan tetangga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.””
Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan 3:295; juga oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Madzhab, 4:1682. Dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 8:142; juga oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi‘, no. 212; juga oleh Al-Albani di Shahih At-Targhib, no. 1679.(https://konsultasisyariah.com/19212-doa-malaikat-jibril-menjelang-ramadhan-sms-ramadhan.html)
  • Hal terlarang dalam ziarah kubur adalah meminta kepada kubur dan atau bercakap-cakap dengan kuburan
=>syar'i
  1. Membayar hutang puasa, sebelum jatuh nisfu sya'ban
  2. Silaturahmi (maaf memaafkan) dibulan Sya'ban
  3. Mempersiapkan diri menhadapi bulan ramadhan (mengetahui ilmu ttg puasa ramadhan)
  • BA'DA RAMADHAN
Maka setelah ramadhan berlalu adakah perubahan dalam diri kita, 
  1. Orang yang berpuasa dijamin tidak pernah mengeluh
  • Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
    “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
    Maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan bila Allah telah berjanji yang akan membalas sendiri selain dengan 2 kebahagian tersebut. jika setelah ramadhan kita masih berkeluh kesah artinya ada yang salah dalam amalan puasa kita.
    Dan berdoa berbuka puasa
    اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
    ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
    بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
    “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman dan atas rezeki yang Engkau berikan aku berbuka, Telah hilang lapar dan dahaga, telah basah kerongkongan, dan telah diraih pahala, insya Allah dengan Rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
    Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
    Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.”
    Keterangan ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ashradhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    إن للصائم عند فطره لدعوة ما ترد
    Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka.” (HR. Ibnu Majah 1753, Al-Hakim 1/422, Ibnu Sunni 128, dan At-Thayalisi 299 dari dua jalur. Al-Bushiri mengatakan (2/81): ‘Sanad hadis ini shahih, perawinya tsiqqah’. Demikian keterangan dari Shifat Shaum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hal. 67 – 68).
    2. Orang yang berpuasa pergaulannya luas
    karena ia senatiasa berjamaah dalam beribadah.bukankah seringkali ketika kita hendak berbuka puasa seringkali kita di tawari makan/minum untuk berbuka oleh orang yang kita tidak kenal..
    3. Badannya akan sehat


    • Dari berbagai sumber
    • kajian akidah 30 mei 2016 Oleh Ust. Nata Mulyana





    Tidak ada komentar: