iklan

iklan banner iklan banner iklan banner iklan banner

Jumat, 01 Maret 2013

IT-TIHAD

IT-TIHAD


Pengertian Ittihad secara bahasa adalah pertemuan, persatuan, perkumpulan.
Dalam tasawuf, ittihad adalah kondisi dimana seseorang  merasa dirinya menyatu dengan Tuhan (Wahdatul Wujud)
tokoh dari paham wahdatul wujud adalah Abu Yazid al-Bustamil, al-Hallaj, syech Siti Jenar


secara akidah, orang yang mempelajari ittihad adalah orang yang mempelajari hikmah dibalik kebenaran.
Dimana orang yang benar adalah "orang yang mengkaji hakikat kebaikan" sedangkan 
orang yang dusta adalah "orang yang mengkaji hakikat kebenaran"

Ittihad terbagi dalam 4 tingkatan :

  1. Ma'rifat, yaitu mengenal Allah
  2. Mukasyafah yaitu terbukanya tirai/hijab
  3. Mahabbah yaitu kecintaannya hanya kepada Allah
  4. Musyahada yaitu menyaksikan keberadaan Allah
Seseorang akan masuk kedalam salah satu tingkatan diatas tergantung dari perjalanan/pengalaman rohani didalam kehidupannya. baik itu dari segi emosional, religi maupun intelektualnya.
Artinya dengan keilmuannya mungkin ia dapat mengenal Allah. sebagai contoh : seorang ahli astronomi yang mempelajari ilmu perbintangan sehingga takjubnya ia kepada benda langit dan ia menyadari bahwa semua itu pasti ada yang menciptakan maka sesungguhnya ia telah mengenal dan menyaksikan keberadaan Tuhan.
paham ini menganut paham penyaksian akan keberadaan Tuhan (WAHDANIAH) bukan untuk menjadi menyatu dengan Tuhan (WAHDATUL)
Bagi kita yang awam tidak pantas rasanya kita ketingkat wahdatul wujud.

Untuk itu mari kita fahami satu per satu dari tingkatan ittihad

Tingkat MA'RIFAT

adalah tingkatan mengenal Allah.
dalilnya ""Man Arofa Nafsahu Faqod arofa robbahu",yang artinya "Siapa yang mengenal dirinya,Maka akan mengenal Tuhan-nya"

untuk mengenal diri kita maka pahamilah dari mana kita berasal, yaitu dari kedua orang tua, yang karena menyatunya ibu bapak kita (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,(Q.S. al-Hajj [22]: 5)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak (memiliki anak). (Q.S. ar-Rum [30]: 20)

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. al-Hijr [15]: 28-29):

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)

Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minuun [23]: 13-14)


ciri orang ma'rifat
  1. mengerti bahwa dirinya adalah Ciptaan (makhluk) Allah (kholik), maka ia mengerti bahwa ia tunduk dan taat akan segala perintah Allah (syareat/perintah agama), sebagai makhluk ia mengerti bahwa dirinya diciptakan hanya untuk beribadah (menyembah) kepada Allah.
  2. syarat diterimanya penyembahan (ibadah) kepada Allah diantaranya adalah menyantuni anak yatim. dalilnya : Aroaital ladzi yukadzibu biddin. Fadzaa likalladzi ya du'ul yatim. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim
  3. dan syarat lainnya sebagaimana tersebut didalam hukum syareat yaitu puasa, zakat dll
  4. Maka orang Ma'rifat menyebut dirinya hamba Allah (Abduh/mengabdi) dan tidak akan menyebut dirinya "anna robbuka" (akulah tuhan) sebagaimana paham wahdatul wujud.
  5. Kehancuran orang ma'rifat adalah ketika ia tidak menerima takdir. dimana kehendak dirinya/iradahnya tidak bertemu dengan irodah Allah dan ia tidak menerimanya maka disitulah kehancuran dari orang ma'rifat.

Ma'rifat dapat dipelajari melalui
  1. kehidupan, artinya pelajarilah oleh mu bagaimana manusia, hewan, tumbuhan dalam hidup dan kehidupannya disana kamu akan mendapati KEADILAN ALLAH
  2. pelajaran lewat KEJADIAN, dimana didalam segala hal kejadian di muka bumi ini disana terdapat tanda-tanda KEKUASAAN ALLAH.
  3. pelajaran lewat KEMATIAN, disana kita akan mendapati pelajaran tentang KESEMPURNAAN ALLAH sebagaimana dalilnya “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal ‘Wajah’ Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (QS. ar-Rahman [55] : 26-27)
Tingkat MUKASSAFAH

artinya tersingkap/terbukanya tabir/hijab dari mengenal Allah.
secara akidah terbukanya hijab adalah seseorang dapat melihat mana yang hak dan mana yang bathil

hijab dari mengenal Allah dapat terbuka (khasaf) melalui tingkatan
  1. Ilmu pengetahuan, sebagaimana seorang dokter dapat mengetahui kandungan pasiennya yaitu dengan melalui perantaraan ilmu pengetahun menggunakan alat USG maka disana seorang dokter dapat melihat dan merasakan akan adanya Allah melalui makhluk ciptaannya.
  2. Berdasarkan Laduni, yaitu ilmu yang berasal dari pemberian Allah yang tanpa perlu dipelajari, sebagaimana bayi yang menangis maka secara otomatis Allah tuntun dengan mencari ASI dari sang ibu, sebagaimana lagi dengan kejadian ISRA MIRAJ sedangkan di jaman ini untuk terbang saja memerlukan teknologi yang canggih dan rumit sedangkan baginda Rasulillah telah dapat pergi ke tempat tertinggi di dunia ini tanpa perlu mempelajari ilmu dan teknologi.

GELU - BANTALAN TANAH PENGGANJAL MAYIT

"BANTALAN TANAH PENGGANJAL MAYIT"

Tanah yang dibulat-bulat berdiameter lebih kurang 10 cm yang diperuntukan bagi sandaran mayat saat diletakan pada liang lahat dalam istilah bahasa Jawa disebut "gelu", dalam bahasa Sunda disebut "gegelu". Bulatan tanah ini meskipun dalam aturan fikih tidak termasuk hal yang prinsip, akan tetapi dalam praktiknya di masyarakat menjadi sesuatu keniscayaan. Sebagaimana di antaranya dipaparkan dalam kitab Fathul Qarib. 

Gelu menjadi hal penting karena gelu mengiringi si mayit didalam kubur. Ketika mayit telah di sucikan (dimandikan, di sholati) maka apa - apa yang mengiringi si mayit seharusnya suci dari segala hadast / najis, dimana di antara kesucian itu adalah :

  1. menggunakan kain kafan yang berwarna putih dan suci dari najis
  2. bagi mayat perempuan sebaiknya yang memasukan kedalam kubur adalah muhrimnya
  3. orang yang turut menurunkan jenazah wanita kedalam kubur hendaknya orang yang malamnya tidak menggauli istirnya meskipun sudah bersih dari hadas
Hal-hal  yang perlu menjadi perhatian dalam membuat "gelu" / "bola tanah pengganjal mayat", sebaiknya gelu:
  1. dibuat sebanyak 7 buah
  2. dibuat oleh anak/famili
  3. dibuat dalam keadaan suci (wudhu)
  4. dibuat dengan membaca QS Al Qdar sebanyak 7 x setiap bola nya dengan menahan nafas
  5. sholat sunah terlebih dahulu (sholat hadiah lebih utama)
Gelu sebaiknya tidak dibuat dengan sembarangan/asal buat dan tidak pula dibuat oleh orang yang tidak mengerti ilmunya. Di khawatirkan orang yang membuat tidak sedang suci shg gelu terkena najis dari orang yang membuatnya maka najis itu akan mengiringi si mayit didalam kuburnya.

Apabila Ibu Ayah kita meninggal, turunlah dalam liang kubur dan sambutlah mayat beliau, buka papan penutup keranda (tempat usungan mayat), angkat mayat Ibu Ayah kita.
Biarkan kita yang memutarkan mayat Ibu Ayah kita menghadap ke kiblat. Kita yang melakukan!!! Bukan hanya menyaksikan saja orang lain yang melakukan.
.
Allahu Robbi... " Ibu.. Terakhir kali ini aku melihat Ibu". Biarkan kita yang merelai ikatan di kepala dan di tubuh beliau.. Pegang perlahan-lahan badan Ibu kita, arahkan beliau dengan baik-baik, ambil gumpalan tanah dan letakanlah di belakang tengkok Ibu kita.
"Ibu, terakhir kali inilah aku melihat engkau". Terlintas dalam hati kita sambil memegang Ibu kita... Ingat sejak kita bayi, tangan Ibu kita ini yang mensuapi makanan ke mulut kita.
Ingat hari pertama kita bisa berjalan, muntah, berak, beliau lah orang yang tidak pernah sedikit pun untuk menolak. Sebagaimana pun jahatnya anak terhadap beliau, kita tetap anak beliau dan selalu terima sebagai anak beliau.
Naiklah ke atas dan duduklah di tepi makam beliau serta dengarkanlah "Talqin" yang di sampaikan teruntuk Ibu kita. Hari terakhir ini lihatlah, tidak ada benda apapun yang bisa kita berikan untuk bekal beliau kecuali hanya Doa:
.
"Ya Allah.. Aku angkat tanganku Ya Allah.. Aku ridho Kau ambil Ibu ku Ya Allah..

Dia yang melahirkan aku.. Ya Allah hari ini aku tinggal dia Ya Allah, aku serahkan dia atas urusan Mu belaka Ya Allah. Aku tadahkan tanganku Ya Allah.. Aku memohon dengan sangat-sangat Kau ampunkan dosa-dosa Ibu ku, tolong Ya Allah.. Kasihani Ibu ku Ya Allah.. Aku adalah hasil didikan dari dia. Ya Allah sayangi dia Ya Allah. Aamiin..

wassalam


Di sari dari 

- pengajian Akidah bimbingan ust Drs H. Nata Mulyana 9 Maret 2009
- buku : Panduan Lengkap Perawatan Jenazah
- http://books.google.co.id/books?id=jFP3wEzyqu0C&pg=PA145&lpg=PA145&dq=TANAH+PENGGANJAL+MAYAT&source=bl&ots=5y6SumKEYK&sig=pTfnFE8FKrDwR1c-hnZxalrE3zk&hl=id&sa=X&ei=V4UvUYznCYWGrAep3YHoCA&ved=0CEYQ6AEwAw#v=onepage&q=TANAH%20PENGGANJAL%20MAYAT&f=false
- http://urangcibanten.blogspot.com/2011/05/makna-bulatan-tanah-sebagai-sandaran.html

semoga bermanfaat bagi hamba yang doif ini.